Sabtu, 08 Desember 2007

Makan dan Keadilan

Sore ini, saya dan sekeluarga makan malam seperti biasa yang kami lakukan. Di tiap makan malam dalam keluargaku, selalu ada kebersamaan yang memang bagiku merangsang nafsu makanku. Tetapi ada satu yang berbeda dari makan malam kali ini, makan malam kali ini aku baru merasakan nikmat dan rasa kenyang yang luar biasa dan rasa keninkmatan dan kekenyangan itu masih ada ketika aku menulis tulisan ini. Tentu, makan malam-malam sebelumnya tentu juga kenyang dan nikmat tetapi malam ini kekenyangan dan kenikmatanya memang enak. Yang enak dan nikmat tidaklah harus wah..., mahal tetapi sesuai selera. Malam ini ada cah kangkung yang sedap, udang goreng yang wow banget dan ikan panggang yang wah dengan sambalnya yang mantep. Saya begitu menikmati makanku dan bahkan begitu kenyang. Perutku begitu penuh dan aku rasanya malas sekali untuk bergerak, bahkan ketika menulis tulisan ini. Aku selalu bersyukur atas makanan dan berkat tuhan yang selalu Ia berikan kepadaku dan keluargaku. Namun, setelah cukup lama duduk diteras lear rumah dan melihat seorang gila yang lewat dan menyaksikan tayangan tentang kelaparan di TV, aku merasakan ada ketidakadilan dalam tindakan dan laku makanku. Aku makan begitu kenyang dan nikmat ketika orang gila itu mengais sampah, aku kenyang ketika diafrika sesuap nasi sama artinya dengan tarikan nafas. Aku makan dengan banyak pilihan sementara yang lain kelaparan terjadi. Inilah wajah ketidakadilan yang memang harus kita hadapi dinegeri ini.ketidakadilan adalah fenomena wajar dan lumrah disini. Lalu aku bertanya tentang makanlu, apakah aku egois, rakus sehingga hanya mementingkan laku makanku sendiri dan tak peka terhadap laku sesama. Aku memang seorang yang menikmati makan yang nikmat walau miskin, aku adalah suatu oknum ketidakadilan dari laku makanku yang rakus dan terlalu kenyang. Maka ada benarnya menurutku bahwa makan yang sangat kenyang malah malas dan tak bergairah. Aku sadar akan laku ketidakadilanku dan minta maaf pada mereka yang lapar ketika aku makan, maaf karena aku telah begitu kenyang ketika kalian lapar dan maafkanlah aku. Maka tidaklah heran mengapa ketidakadilan dimana mana. Manusia memang jarang peduli dengan sesama dan akulah contohnya ketidakpedulian itu karena nafsu makanku yang besar. Aku bertererima kasih tuhan atas berkatmu dan kasihmu yang selalu menyertaiku dan Yesus my Lord and saviour.

Tidak ada komentar:

My Lit Sister and My Niece

My Lit Sister and My Niece

My Niece and Nephew

My Niece and Nephew
Lucu-Lucu dan Ganteng