Rabu, 04 Juni 2008

Pak Purba

Benarlah kata orang bijak bahwa guru itu tidak pernah mati. Walaupun ia telah mati secara fisik, tapi didikanya akan selalu tinggal didalam sanubari muridnya. Dan hal itulah yang selalu teringat dibenak saya seiap kali saya membuka kamus besar Bahasa Inggris Longman saya. Saya selalu teringat seorang tua yang bertubuh pendek, berwajah biasa walupun ia selalu berkata ia ganteng ketika muda, dan berambut agak sedikit dijidatnya. Orang tua itu tidak lain dan tidak bukan adalah mantan dosen Vocabulary dan translationku Pak Purba. Ketika pertama kali kulihat orang tua itu, tentu dia tidak menggirahkan dan kurang menarik. Tetapi pak Purba sangat terkenal suka menyepak tiap mahasiswa yang suka duduk ditangga naik Universitas Sanata Dharma. Kami selalu bubar jika melihat ia sudah berjalan kearah kami dan selalu menyapa dia dengan sapaan “Good Morning Sir” dan selalu dijawabnya mantap “Good Morning Too”. Pernah aku melihatnya datang dengan Vespa tahun 70an yang digunakanya setipa hari kekampus. Kata kawanku, vespa itu telah menemani sejak tahun 80an. Pak Purba bukanlah muda lagi, ia sudah menjadi dosen di PBI Sanata Dharma sejak tahun 1971 dan ia merupakan salah satu sesepuh dijurusanku.Tapi jika dilihat dari sikapnya yang rendah hati dan biasa saja, saya tak mengira ia sesenior itu. Pada dosen muda ia selalu bersahaja dan ramah. Ia tak tanpak sombong. Ketika aku pertama kali mengambil mata kuliah yang diampunya: Vocabulary I, baru itu aku mengenal ia lebih jauh. Ia selalu membawa lima kamus yang kadang diikatnya atau dimasukanya dalam keranjang seperti yang dipake dimall untuk belanja. Ia sangat low profile. Pernah kami sekelas sedikit bertanya tentang bagaimana cara mengucapkan kata “story’ apakah mengunakan o murni atau gabungan o dengan a. Dia akhirinya pergi kecommon room dan mengambil kamus super besar karangan Daniel Jones yang merupakan Mbahnya Phonetic Bahasa Inggris. Dalam kuliahnya baik translation amupun Vocabulary, pak Purba selalu punya cerita lucu yang elevan dengan bahan kuliah yang dijarkan olehnya. Ia adalah pengajar dan pendidik yang sangat amat baik. Ia selalu menyuruh kami membuka kamus dan ia pun memberi teladan itu. Pernah ia menyebut kami sombong karena gak mau buka kamus dengan cara yang lucu. Aku pun tertawa dan semua diajarkanya masuk dengan gampangnya di otaku. Jujur, pembedaharaan kata Inggrisku sangat berkembang oleh pak Purba. Maka tak heran ketika aku mau membuka kamus untuk mencari suatu kata, aku teringat pada sosok pak Purba. Ah...kuliahnya memang asyik sekali. Aku tak pernah bosen walupun dua jam mendengar ia memberi kuliah. Waktu berjalan dengan cepat dan singkat sekali. Hampir setiap kali masuk kuliahnya, aku pasti tertawa. Pernah aku masuk kelasnya walupun aku sudah tak mengambil mata kuliahnya lagi. Ia menyuruhku duduk dan ikut mengisi test Vocabular yang diberinya tiap mseminggu sekali. Memang pak Purba tak ada matinya. Tak berapa bulan lalu, aku tak ingat lagi. Temanku mengirim sms bahwa pak Purba tak lagi mengajar karena ia terserang strok ringan dan mungkin berhenti mengajar dari Sanata Dharma.Maka aku merasa sedih sekali, karena para juniorku tak merasakan pedulinya pak Purba pada pengucapan dan Bahasa Inggris kami. Ia sangat alergi pada kesalahan dan itu adalah bentuk kepedulianya. Pak Purab aku ingin mengucapkan terima kasih atas segala yang telah kau tanamkan dalam sanubariku. Kau adalah slah satu guruku yang tak akan pernah mati dalam benaku. Aku dapat berkata dengan bangga pada muridku kini bahwa aku punya dosen selucu dan sehebat dirimu. Pak Purba semoga cepat sembuh ya dan semoga bisa ngajar lagi. Saya tak pernah melihatmu keletihan mengajar tiga kelas dalam sehari dan tetap bersemangat dengan mahasiswamu. Pak purba adalah salah satu dorongan yang membuat aku mau mengajar sampai sekarang. Dan tiap kali aku membuka kamusku, aku teringat akan dirimu dan lucunya caramu mengajar dan bercerita. Terima kasih guruku yang luar biasa.

Love and Peace



Kristian

Tidak ada komentar:

My Lit Sister and My Niece

My Lit Sister and My Niece

My Niece and Nephew

My Niece and Nephew
Lucu-Lucu dan Ganteng