Sabtu, 23 Agustus 2008

Tung Desem Yang BODOH

Pertama sekali saya ingin minta maaf pada Tung Desem Waringin karena saya telah menyebutnya BODOH di judul tulisan saya dan jika beliau membaca tulisan saya ini tentu saya bahagia. Tentu pak Tung bukanlah orang yang bodoh karena beliau adalah lulusan universitas dan seorang motivator terkenal Indonesia. Baiklah jika saya memulai cerita mengapa saya dapat mengatakan bahwa pak Tung bodoh sehingga tidak menuduh dia semaunya. Baru-baru ini, saya membaca dan menonton di TV bahwa ada kegiatan pembagian uang gratis dengan cara menghamburkan uang dari sebuah pesawat chesna yang disewa seorong motivator. Kalau tidak salah uangnya berjumlah 100 juta dan dengan berdesak-desakan tua muda berebut uang yang berterbangan itu. Dan rupanya uang itu di hamburkan oleh seorng motivator terkenal Indonesia, Tung Desem. Wah saya cukup terkejut. Sebagai guru bahasa Inggris dan seorang yang awam sekali, saya tahu bahwa kata Motivator berasal dari kata Bahasa Inggris ‘motivate’ yang bearti mendorong atau memberi semangat pada seseorang untuk melalkukan sesuatu. Misalnya jika saya guru yang miskin dan bodoh ini, tugas seorang motivator adalah memberi saya semangat untuk bekerja pintar dan belajar dengan tekun dan memberi tips-tips untuk menjadi kaya bukan langsung meberi uang 1 Milliar. Maka menurut saya tugas motivator adalah sebagai pendorong kehidupan. Saya pernah kenal motivator seperti itu yaitu Bu Lanny Anggawati dosenku yang sangat luar biasa hebatnya. Maka perbuatan pak Tung menghamburkan uangya dari pesawat adalah suatu kebodohan besar dan celakanya lagi beliau adalah seorang motivator. Benar-benar dua hal yang kontradiksi sekali. Bukanya menyemangati, perbuatan itu justru mengajari kita menjadi pengemis dan malas dan tak berfaedah. Dan tentu itu terjadi karena pak Tung promosi buku barunya. Tetapi yakinlah, buku yang berkualitas akan terpromosi dengan sendirinya. Maka pak Tung tidak bodoh dalam arti intelektualitasnya tetapi dalam arti perbuatanya itu. Bukankah ada cara lain mengunakan uang secara bijaksana. Mengapa tidak memberi beasiswa atau bantuan pada panti asuhan saja. Memang dunia sudah berubah dan orang semakin banyak sudah masuk dalam kegilaan dunia. Sekali lagi saya minta maaf pada pak Tung karena telah menyebutnya bodoh dan tentu saya bukanlah orang yang pintar dan kaya seperti pak Tung. Saya juga kadang berbuat bodoh dalam hidup saya namun karena saya tidak terkenal maka kebodohan saya tak diketahui. Namun saya sedih jika orang yang pintar seperti pak tung berbuat bodoh. Jika pak Tung punya uang lagi untuk dihamburkan, lebih baik sumbangkan saja kesekolah tempat saya mengajar untuk membuat lab. Bahasa Inggris sebab kami belum memilikinya. Lebih baikan????



Peace


Kristian

Tidak ada komentar:

My Lit Sister and My Niece

My Lit Sister and My Niece

My Niece and Nephew

My Niece and Nephew
Lucu-Lucu dan Ganteng