Hari Minggu ini, saya merasa dan melihat sendiri bahwa hidup pasti berlalu dan dalam keberlaluan hidup itu,ada faktor penentunya:yaitu WAKTU. Mungkin waktu adalah suatu yang sering kita habiskan dan jarang sekali kita menyadari betapa pentingnya kehadiran sang WAKTU dalam kelangsungan dan keberlaluan hidup kita. Saya sendiri dengan jujur mengakui bahwa banyak waktu hidupku berlalu dalam kesia-sian atau dapat dikatakan berlalu pada hal-hal yang trivial saja. Jika secara rajin dan berani aku harus mencatat waktu hidupku, maka sedikit sekali yang dapat dikatakan waktu berkualitas. Dan saya sendiri pun tak mengerti mengapa begitu. Minggu ini, tah karena tuntutan sosial, atau karena memang sudah kebutuhan rohani, saya pergi meghadiri misa kedua pada gereja katolik di kotaku. Setelah duduk sekitar 15 menit, ibadahnya pun segera dimulai dan tanpak seorang ibu menuntun anaknya duduk tepat disebelahku. Tanpaknya wajah ibu itu tidak asing bagiku, samar-samar wajahnya terlintas dipikiranku. Saya pun memulai kembali memutar memori otaku ke beberapa tahun silam. Sang Ibu pun tanpaknya mengenal wajahku juga, hal itu terlihat dari cara ia melihatku. Mungkin keenganan yang membuatnya malu bertanya kepadaku dan aku pun memiliki rasa keenganan yang sama. Dari pengamatanku, anak ibu itu paling tidak berumur 4 atau 5 tahun. Cara bicaranya lancar dan jujur ibunya kewalahan mengurusnya karena anak itu selalu mondar mandir dibagian belakang gereja. Anaknya tanpak cerdas dan sang anak laki-laki itu meminta uang pada ibunya untuk membeli bulatan bakso yang dijual didekat pintu gereja. Setelah lama menggingat, akhirnya otakku mampu memanggil kembali ingatanku ke beberapa tahun silam. Akhirnya aku ingat: Ibu ini tidak lain dan tidak bukan adalah teman sekelas SMP pada tahun 1996-1999 disekolah swasta dikompleks gereja itu. Saya masih ingat persis namanya: namanya YOHANA. Dan dia duduk tak jauh dari kursiku dulu. Dulunya, menurutku ia cantik dan pada bagian tertentu dapat dikatakan dia seksi. Sampai hari waktu aku ketemu digereja, dapat kukatakan sisa-sisa kecantikan masih tersisa. Namun ada perubahan yang pasti terjadi. Tubuhnya sudah agak tanpak gemuk, walaupun tidak begitu gemuk, dan tanpak ada semacam kesibukan didalam peranya sebagai ibu sehingga tanpak tubuhnya tak terlalu terurus seperti SMP dulu. Saya pun mulai menegur dia dan bertanya untuk memastikan apakah dia YOHANA. Dai menjawab benar dialah Yohana dan ia pun dari tadi sudah bertanya tentang diriku. Kukatakan padanya bahwa ia telah berhasil karena sudah memiliki keturunan sebagai hasil kerja keras malamnya he..hee. dia pun bertanya padaku apakah aku sudah menikat atau belum, dengan jujur kukatakan belum. Kami pun bercakap-cakap walau hanya sebentar karena dalam keadaan misa. Ada satu hal yang kusadari dengan pertemuan itu, WAKTU berlalu dengan begitu cepatnya. Teman SMPku dulu saja sudah memiliki anak yang mugkin sudah masuk TK. Padahal rasa-rasanya baru dua bulan lalu kami tamat sekolah SMP dikota ini dan masih segar sekali kenangan sekolah kami dulu. Pulang dari gereja saya terdiam dan berpikir: wah...cepatnya proses hidup ini...
Love
Kristian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar