Rabu, 03 September 2008

Menjadi Guru

Tak terasa dua tahun lebih telah kulalui waktu hidupku dengan menjadi soerang guru. Tanpa bermaksud melebih-lebihkan, menurutku, pekerjaan menjadi seorang guru adalah salah satu pekerjaan terberat di dunia ini. Pekerjaan yang bertujuan memanusiakan manusia ini, menuntut semacam kesabaran yang extra lebih dan ketahanan yang juga harus lebih. Secara jujur ingin kukatakan bahwa saya secara pribadi agak sedikit lelah dan boleh dikatakan kurang mood dan agak malas mengajar akhir-akhir ini. Secara pribadi, saya sendiri tak mengetahui apa persisnya penyebab hal itu. Mungkin hal ini disebabkan karena saya adalah seorang guru bahasa asing, tepatnya bahasa Inggris. Menurutku, kebanyakan anak SMA sekarang agak sedikit takut dan bosan belajar bahasa Inggris. Mereka menurutku terlalu malas untuk belajar bahasa Inggris dan menurut mereka, Bahasa Inggris itu mungkin tak terlalu penting. Ada beberapa hal yang menurutku kesalahan fatal yang sering dilakukan anak-anak ketika ingin belajar bahasa Inggris. Pertama, sedikit sekali dari mereka sadar akan pentingya kamus bagi pembelajar bahasa asing. Hanya beberapa siswa yang membawa. Dikelas saya, saya mewajibkan membawa kamus dan agak sedikit berlebihan saya katakan kepada mereka bahwa saya akan menampar yang tidak membawa kamus dengan kamus yang saya bawa. Dan itu terbukti minggu lalu ada lima anak dari 42 orang yang ada dikelas 2.OTB Memang tamparanya tidak begitu keras, tapi itu cukup bearti agar mereka membawa kamus. Mengajar bahasa inggris adalah salah satu pekerjaan terberat bagiku sekarang ini.

Kedua, jarang sekali,bahkan tak satupun anak yang sudah membaca buku dan mencari kata-kata didalam buku paket pegangan yang mereka pakai sehari-hari. Hampir setiap kali masuk kelas, saya secara pribadi membantu mereka dengan memberikan kata-kat sulit yang ada dalam teks. Inilah suatu perbedaan menonjol yang saya rasakan mengajar anak disekolah negeri: Mereka Malas Sekali. Dulu saya pernah mengajar di sekolah swasta, dan tampaknya kualitas bahasa Inggrisnya agak atau bahkan jauh lebih baik. Menurut pengalaman saya secara pribadi, kemampuan Bahasa Asing anak disekolah swasta terutama sekolah katolik selalu lebih baik dari sekolah negeri. Itu pendapat saya berdasarkan pengalaman mengajar. Dari segi motovasi juga agak sedkit berbeda, anak keturunan cina yang biasanya disekolah swasta, lebih termotivasi belajar bahasa asing daripada anak melayu atau dayak yang ada didaerah saya.

Saya sendiri tak mengerti apa yang harus dilakukan untuk membuat Bahasa Inggris jauh lebih mudah. Sebagai guru baru dan baru saja ditugaskan disekolah tersebut, saya hanya bisa mengikuti cara-cara mengajar disini. Tak ada LCD projector yang akan membuat anak tak terlalu bosan. Saya pun sekarang terus belajar menjalani profesi yang telah saya pilih ini. Saya harap dapat selalu berusaha menjadi guru yang baik dan berkualitas.

Love and Peace



Kristian

Tidak ada komentar:

My Lit Sister and My Niece

My Lit Sister and My Niece

My Niece and Nephew

My Niece and Nephew
Lucu-Lucu dan Ganteng