Setahun yang lalu, saya diberikan sebuah buku fotokopian dari seorang teman saya yang sekarang sedang bekerja disebuah LSM asing diJogja. Judul buku itu sangat menarik sekali walaupun dilihat disampul yang tak bagus itu. Tertulis dengan indah disana : THE COURAGE TO TEACH: Keberanian Mengajar.
Buku ini ditulis oleh seorang pendidik yang telah berpengalaman mengajar sekitar 30 tahun lebih dan telah mengajar murid dari berbagai level. Mulai dari SD sampai S3 karena memang sang penulis adalah pendidik sekaligus peneliti. Ada satu judul sub bab yang sangat saya sukai dan sadari kebenaran dari kalimat tersebut. Kalimatnya begini : WE TEACH WHO WE ARE. Saya secara pribadi sulit menemukan terjemahan yang tepat untuk kalimat ini, tetapi secara pasti saya mengerti bagian bab ini. Intisari dari kalimat itu berkata bahwa ketika mengajar, sebenarnya kita mengajar diri kita dan membentuk diri kita secara bersamaan. Kita menunjukan siapa diri kita yang sebenarnya ketika kita mengajar. Kita juga pada saat mengajar membentuk diri kita.
Saya rasa, pada saat mengajarlah, sebenarnya kita mengetahui kelemahan dan kelebihan kita dan hanya kerelaan untuk berkembang dapat membuat guru jauh lebih maju dan baik.
Menurut sang pengarang, sebenarnya ketika setiap guru memasuki kelas setiap harinya, sang guru sebenarnya baru mulai belajar tentang keguruanya sendiri. Bagi pengarang, berapa lama pengalaman anda mengajar belum tentu membuat anda hebat dalam keguruan kita karena ada jiwa baru dan pelajaran baru yang kita temui dalam setiap kelas.Maka kata pengarang, mengajar itu selalu perlu belajar dan selalu baru.
Menurut sang pengarang, sebenarnya tidak ada semacam ciri pasti dari apa yang disebut guru yang baik atau ideal karena ideal adalah sesuatu kata yang bersifat normatif. Hampir mustahil diukur. Murid satu berkata yang ideal seperti ini, yang lain lagi berkata seperti ini...
Sulit menjadi ideal
Cheer
Kristian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar